Blog

  • 17 Agustus

    Hari ini, terasa istimewa, ya.. 60 tahun sudah Indonesia menghirup nafas dalam kemerdekaan.
    Banyak orang merayakannya dimana-mana, masyarakat bersorak gembira memperingatinya.
    Ada yang mengadakan lomba, bakti sosial, serta hal-hal lain yang menggembirakan.
    Meski demikian, masih ada juga orang-orang yang belum merdeka secara lahiriah dan batin.
    Dan Orang-orang itu tentunya ada disekeliling kita, namun kita tidak menyadarinya.

    Ironis sekali memang, jika kita tidak sama sekali mengenal apa itu kemerdekaan, dan bagaimana cara untuk mencapai kemerdekaan itu.
    Masyarakat terlanjur terlena dan lupa tentang jerih payah pahlawan yang berjuang bertaruh nyawa untuk mencapai kata kemerdekaan itu.
    Para pejuang terlebih dahulu mengorbankan diri mereka untuk bertaruh demi mendapatkan kemerdekaan.

    Merdeka sebetulnya bukanlah kebebasan yang sebenar-benarnya, seperti apa yang orang-orang awam bilang dan teriakkan.
    Merdeka sebetulnya adalah perolehan Hak dan Kewajiban, dimana Hak dan Kewajiban itu sebelumnya tidak diberikan atau ditahan pemberiannya.
    Jadi Merdeka itu sendiri, adalah Kebebasan yang Bertanggung jawab dan Tidak melanggar Hak orang lain.
    Hak Manusia itu pada dasarnya adalah kebebasan, tetapi dibatasi oleh kepentingan dan Hak orang lain pula.
    Diatur oleh hukum dan dibatasi dengan Norma-Norma dan Nilai yang berlaku.

    Selamat Ulang Tahun Negeri Tercintaku
    Mari Kita Lanjutkan Perjuangan Para Pejuang terdahulu!

  • 60 Years after Hiroshima Atomic-Bombing

    Hari ini, 6 Agustus tepat 60 tahun yang silam, sebuah kota porak poranda akibat dijatuhkannya Little Boy, sebuah bom atom seberat hampir 4000 kilogram ini dibawa oleh pesawat pengebom Enola-Gay. Suara mesin pesawat menderu, ketika Kolonel Tibbets membawa Pesawat Enola-Gay bersiap untuk tinggal landas dari Landasan Pacu North Field. Tepat pukul 02.45 Pesawat yang berbobot total 65 ton ini tinggal landas untuk terbang diketinggian 31.600 kaki diatas permukaan laut.

    Pukul 08.06 saat Enola-Gay sudah sampai di kota tujuan, tampak ketegangan di wajah awak pesawat pengebom ini. Beberapa awak pengebom (bombardier) berbicara kepada pilot, menunggu perintah dari pusat untuk menjatuhkan Bom ke sasaran. Tiba-tiba di Inter terdengar suara Bomb Away pada pukul 08.15 – Little Boy meluncur kearah Jembatan di dekat pusat kota. Seketika itu pulalah Enola-Gay membelok seketika – menghindari letusan Bom yang baru saja mereka jatuhkan. 17 detik setelah peluncuran itu, satu kilatan sinar putih kebiruan murni membutakan karena terangnya membelah cakrawala saat itu. Diikuti pancaran panas luar biasa yang tersebar dengan cepat dan menembus dada, ledakan besar bagaikan ribuan petir dipagi hari itu yang memekakkan telinga, diakhiri dengan dentuman yang mengguncangkan isi bumi hingga mengangkat debu dan puing bangunan yang bergolak membumbung bagaikan cendawan raksasa hingga ketinggian 50.000 kaki.

    Kejadian itu terjadi amat singkatnya, saat-saat tragis itu disebut oleh warga yang selamat sebagai Pikadon ( pika = kilat, don = geledek ), kejadian yang tak pernah akan mereka lupakan seumur hidupnya dan diceritakan terus menerus ke anak cucunya.

    Little Boy meledak dikedalaman 2000 kaki atau sekitar 600 meter. Saat itulah awak pesawat Enola-Gay tertegun melihat apa yang baru saja mereka kerjakan. Meluncurkan sebuah senjata pemusnah massal yang dengan singkatnya dapat mengahkiri peperangan. Disaat-saat itu mereka sempat memutari kota yang baru saja mereka musnahkan, melihat pemandangan yang mengisakkan hati, mengiris-iris perasaan mereka sebagai fitrahnya umat manusia – dimana peradaban yang dibangun berpuluh-puluh tahun musnah dalam sekejab.

    Senjata yang berkekuatan 17.000 Ton TNT itu telah memusnahkan wilayah seluas sekitar 11 kilometer persegi dari pusat ledakan secara langsung beserta ekosistem di dalamnya. Sekitar 60.000 bangunan di dalam area 23 kilometer persegi hancur. Dan hanya sedikit penduduk yang bisa menjadi saksi hidup dari kejadian tragis itu.

    Tiga Hari Kemudian Fat Man diluncurkan. Fat Man yang memiliki daya ledak yang lebih kuat dari Little Boy ini, membumi hanguskan Nagasaki beserta seluruh isinya.

    “Tenaga Atom bisa menjadi satu sumber energi utama dalam tempo tidak lama lagi.” Albert Einstein.