Author: Rendy Maulana Akbar

  • Strategic Change

    Tahun 2022 ini adalah tahun ke-17 yang saya jalani dalam memutuskan menjadi seorang entrepreneur.
    Saya memulai menghitungnya dari bukan kapan saya belajar mulai berjualan, melainkan mengelola bisnis apa yang paling lama dan menjadi pekerja dalam bidang tersebut.

    Yang namanya menjadi Chief Everything Officer, semua lini pekerjaan di kantor hampir semua pernah saya jalani, kecuali naik tower antena sling saja.
    Dalam perjalanannya, tak terhitung berapa ratus kali saya mewawancara calon karyawan baik itu yang hendak masuk maupun hendak keluar.
    Dan tak terhitung juga berapa dana yang saya habiskan karena kesalahan strategi, ataupun keuntungan yang saya dapatkan karena strategi yang baik.

    Ada masanya saya senang dengan sebuah strategi, dan ada masanya juga harus mengakhiri strategi yang mungkin dinilai baik dijalankan, namun kedepan hari bisa diramalkan akan menjadi kurang baik jika diteruskan.

    Salah satu metode strategi yang saya sering jalankan dalam mengembangkan dan mempertahankan perusahaan adalah Strategic Change alias strategi perubahan.


    Adapun dalam pelaksanaan, saya sebenarnya sudah melokalisir setiap perubahan dengan menerapkan sistem sandbox dalam management.
    Apa itu Sandbox? Sandbox adalah istilah “kotak pasir” dimana setiap perubahan yang dilakukan tidak akan mempengaruhi kinerja yang lain.
    Sehingga apabila terjadi masalah dibagian A, tidak ada dampaknya ke bagian B
    Kadang ada orang yang merasa, kok lambat sekali bergeraknya, kok katanya ada perubahan tidak ada impactnya?
    Lah ya memang sengaja dibatasi, biar gak kaget.

    Policy Sandbox ini saya terapkan di Grup saya sejak tahun 2018, hal yang baik kita teruskan dalam bentuk luas, jika tidak baik, ya disudahi.
    Tentunya, Strategic Change ini merupakan salah satu bagian dari sekian banyak strategi yang dipergunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuan tertentu dan menyesuaikannya dengan kebutuhan pasar.


    Garis bawahi ya, menyesuaikan dengan kebutuhan pasar.
    Jadi gak boleh baper ya jika berada dalam organisasi yang terus tumbuh dan menyesuaikan dengan kebutuhan pasar.

    Dan sebelum melakukan perubahan strategi, tolong jawab dulu Apa strategi sekarang sudah tepat namun hanya kurang sabar saja?

    Biasanya yang menerapkan strategi ini adalah orang yang berada didalam Top Management atau Executive, yang suka coret coret model mana yang cocok diterapkan.

    This image has an empty alt attribute; its file name is 286063348_10159874459105642_9039546879954403565_n-640x480.jpg

    Ganti Strategi juga bisa kamu lakukan jika Kamu kalau merasa sulit untuk menyempatkan waktu berlibur.


    Adapun beberapa langkah dalam strategic change yang bisa dipelajari dan dilakukan baik itu dalam organisasi ataupun personal adalah:

    1.Restrukturisasi
    Restrukturisasi mutlak dilakukan dalam organiasi yang berkembang memenuhi kebutuhan pasar.
    Tentunya dalam struktur jabatan, ada yang dipromosikan dan ada yang di demosi, ataupun dimutasi, namun sebagaina prinsip dan praktik terbaik management manusia adalah kita coba untuk bina telebih dahulu, jika sudah terlalu toxic dan tidak bisa diapa-apakan, ya baru dibinasakan.

    2.Reenginering
    Bisnis itu kadang harus diganti, mungkin pinggirannya, atau bahkan corenya, mulai dari kultur sampai cara kebiasaan bekerja, kita tidak perlu menunggu satu bagian selesai terlebih dahulu dan menganggur atau gabut, cobalah untuk mengerjakan pekerjaan lain, atau selagi menunggu, upgrade keahlian yang dimiliki, gunakan waktu sebaik mungkin, jangan menua dalam industri.

    3.Inovasi
    Inovasi mutlak dilakukan, strategi yang umum dilakukan oleh konglomerat Indonesia adalah menguasai pinggir pingir dari industri utama yang dimiliki, remah remah tapi renyah, itu bukan sesuatu yang haram dilakukan, namun harus dilakukan untuk mendukung industri utama. Kadang orang lain melihat tidak ada hubungan dari industri A yang dijalani dengan B bisnis barunya, tetapi percayalah, dibalik layar, ada cost sharing dan share infrastructure yang bisa digunakan.
    Tebar jaringan seluas mungkin adalah salah satu hal terbaik dalam berinovasi, selain mengusahakan produk yang terus berkembang.

    4.Temukan arah Perubahan
    Arah perubahan ini merupakan sesuatu yang sebenarnya kadang tidak mudah ditebak, terlebih VUCA bisa jadi membuat salah langkah dalam membaca arah ini.
    Namun yang paling simple adalah dengan melihat, Arah perubahan yang dilakukan oleh kebutuhan pengguna, Kompetitor, Policy Pemerintah, Industri, dan perubahan dunia.
    Kadang kita perlu diam sejenak dan menghentikan semua akses ke media beberapa hari, dapat membantu melihat arah pergerakan dengan baik karena bisa merasaakan arahnya kemana.

    5.Lakukan Analisa Stakeholder
    Nah ini bagian yang paling saya suka, banyak orang yang menganggap stake holder dalam perusahaan yang harus dituruti adalah Investor atau pemegang saham atau pemodal utama, namun kadang banyak yang lupa bahwa salah satu stakeholder dalam perusahaan adalah Pengguna. Tanpa pengguna yang membayar operasional anda, anda akan dipecat dari pekerjaan anda sekarang, seperti apa yang banyak terjadi di industri Startup di Indonesia saat ini.

    Apa sih yang sebenarnya diinginkan konsumen, apa produk yang dijual benar benar sesuai dengan kebutuhan?
    Banyak partner dalam industri yang saya ajak bicara, mereka kebanyakan hanya fokus kepada investornya namun lupa dengan customer, beberapa kali saya selalu bilang, “produkmu ngga sesuai dengan kebutuhan pengguna, coba disesuaikan sedikit, mungkin model pembayarannya dibuat lebih fleksibel, atau penjualannya menggunakan metoda pay as you GROW, akan lebih banyak customermu nanti yang setia dimasa mendatang.

    6.Buat Plan untuk perubahan
    Perubahan tipe apa yang dikehendaki, dan goalsnya kemana? hal ini harus dijabarkan dengan baik, baik itu Plan A, Plan B, Plan C, dan seterusnya, dan bagaimana jika rencana tersebut gagal? apa yang akan dilakukan? kira-kira jeleknya apa nanti? dan kira-kira harus bagaimana?
    Singkatnya, Goals, kemudian skup perubahan, lalu apa saja yang harus dikerjakan, toolsnya dan timeline yang diperlukan.
    Ini gak buat Overthinking? YES, perencana strategic kemungkinan besar pasti mengalami overthinking, konsultasi dengan tenaga profesional (dan medis) jika anda mulai terganggu dengan hal ini.

    7.Buat pendukung untuk perubahan
    Hal yang paling mendukung dalam perubahan adalah “KEBUTUHAN” atau “KEPEPET” jadi apa yang bisa membuat anda selalu merasa kepepet dan butuh untuk perubahan yang lebih baik? Coba temukan sendiri hal tersebut. Selain itu, hal ini perlu dikomunikasikan ke semua jajaran manajemen terlebih dahulu dan memiliki satu suara, baru diselaraskan ke bagian yang lebih bawah lagi untuk eksekusi.
    Terkadang hal ini merupakan proses yang cukup panjang dan melelahkan, namun demi kebaikan bersama bukan?

    8.Buat Jaringan pelaksana perubahan
    Siapa saja yang harus terlibat dalam perubahan ini? dari tulisan saya diatas, perubahan sebaiknya dilakukan dalam sandbox alias lingkungan terbatas dulu, baru diseragamkan jika kita sudah tahu apa saja penyakit pasca perubahan ini. Cari Pendukungnya baik itu pelaksana dan agent perubahan, buat tim, tentukan siapa penanggung jawab dan siapa yang mencatat perubahan, dan benahi targetnya.

    9.Identifikasi dan atur halangannya.
    Sudah pasti dalam perubahan akan ada selalu pro dan kontra, identifikasi apa saja penghalangnya dan kita coba atur sebaik mungkin sehingga mengurangi gesekan, namun tidak akan bisa dihindari yang namanya gesekan tersebut, karena akan ada orang yang terpaksa berubah pola kerjanya, atau dipindah bagian kerjanya, atau mungkin dikurangi pekerjaannya.

    10.Evaluasi perubahan
    Apakah perubahan itu sudah sesuai dengan apa yang kita hendaki? Apakah sudah sesuai dengan timeline? apakah costnya sepadan?
    Apakah malah perubahan ini hanya cocok dalam sandbox saja, atau memang harus diperluas sehingga dapat menjadi lebih baik?

    kira-kira demikian apa yang bisa saya bagikan mengenaik Strategic Change atau Strategi Perubahan
    semoga kita semua bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi dimasa mendatang dan mencapai goals yang diharapkan.

    ~Rendy Maulana
    Yogyakarta 6/6/22

  • 13 Tahun Qwords Cloud Web Hosting Indonesia

    13 Tahun Qwords Cloud Web Hosting Indonesia

    Saya masih ingat dengan jelas masa awal kami berdiri, masa dimana kami harus menjelaskan Apa itu Web Hosting, Apa itu Nama Domain, Apa gunanya anda harus memiliki website, dan Mengapa harus meletakkan web dan data anda di Qwords. 4 Pertanyaan dan Pernyataan yang selalu kami jawab kepada Konsumen dan calon konsumen kami.

    13 Tahun kemudian pertanyaannya semakin melebar seperti apa bedanya Qwords dan perusahaan X, Y, Z. Si perusahaan anu ownernya Ganteng / Cantik / Muda, si perusahaan YYY investornya dari pabrik raksasa yang siap bakar duit, si perusahaan ZZZ menang lomba keren yang digadang gadang kemana-mana oleh perusahaan BUMN, lalu Qwords kemana?

    Kami paham, setiap inovasi yang dilakukan dan diterima oleh masyarakat, akan menjadi sebuah standard yang menjadi kewajiban dan bukan menjadi sebuah kelebihan. Fitur-fitur unggulan yang mungkin dahulu kala bisa menjadi jualan dan jargon Cloud sudah menjadi barang umum nan generik yang semua orang bisa pasang dan semua orang bisa buat. Dari sebuah layanan yang baru dibuat, tak berapa lama kemudian followernya akan berdatangan dan kadang hanya asal kopi-paste saja deskripsinya.

    Alkisah Saya pernah berdebat dengan sebuah perusahaan luar negeri yang dengan bangganya mereka bilang “Oh perusahaan kami sudah listing di pasar saham ABC, jadi produk kami sudah pasti bagus, dan investor kami happy.”

    Padahal saya mengeluhkan kualitas produk mereka yang dideliver ke saya menurun tidak sesuai dengan spesifikasi, sedangkan tidak ada perubahan penggunaan atau permintaan penurunan spesifikasi dari saya. Saya dengan tegas bilang “Saya tidak peduli mau perusahaan kamu sudah listing di pasar saham ABC, saya hanya beli produk kamu, saya inginnya produk yang bagus sesuai spesifikasi, bukan untuk gorengan saham investor kamu.”

    Well, kami berusaha untuk tidak menjadi perusahaan yang seperti itu, Investor kami adalah pelanggan kami yang sudah bertahun-tahun menaruh kepercayaannya terhadap Produk Qwords dalam menyediakan layanan Cloud Web Hosting Indonesia. Sehingga Inovasi produk baru akan terus kami sajikan kepada pelanggan kami.

    Tahun 2018 ini, kami menyederhanakan pilihan kepada konsumen kami untuk membeli layanan Cloud Web Hosting, kami sudah menjual Computing Power sejak 2010, bukan lagi fokus kepada penjualan storage, namun terlalu cepat bagi kami jika pada 2010 menuliskan kami menjual computing power. Apa itu Computing power? Kombinasi antara Kemampuan Proses CPU, RAM, dan I/O, yang mana harus seimbang dan cocok komposisinya, agar bisa dipergunakan dengan mudah oleh pelanggan.

    Produk baru yakni VPS D, dengan kekuatan Double SPEED kami luncurkan bersamaan dengan HPCH, High Performance Cloud Hosting. VPS D cocok untuk yang memerlukan Cloud VPS dengan teknologi dan kecepatan yang luar biasa, serta HPCH cocok untuk yang memerlukan Shared Hosting dengan performa tinggi.

    Hal ini amat senada dengan kebutuhan saat ini di era Hybrid-Cloud Computing dimana menggunakan public cloud dan juga private Cloud dapat meningkatkan lebih dari 50% performa dan lebih dari 60% efisiensi IT untuk organisasi anda.

    Kami juga bekerja sama dengan NETRUST untuk menyediakan Sertifikat Secure Socket Layer atau SSL Certificate, menambah portofolio kami sebelumnya yakni Globalsign, Geotrust, Symantec, Thawte, Comodo, dan RapidSSL.

    Beberapa Payment gateway baru seperti Alfamart, dan juga Go-Pay dari Go-JEK menjadi alat bantu untuk membantu memudahkan konsumen dalam membayar layanan Qwords.

    Masih banyak lagi yang akan kami sajikan untuk memenuhi kewajiban kami kepada Pelanggan setia Qwords sebagai Investor kami, tunggu saja tanggal mainnya ya 🙂